Minggu, 27 Mei 2012


PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR


 Sejarah Metodologi Pemrograman
n Metodologi pengembangan program pertama kali  diperkenalkan è Prof E.W Dykstra tahun 1960.
n Pemrograman terstruktur è mengurangi pemakaian instruksi GOTO
n Disebut juga GOTO less programming







Mengapa
Pemrograman Terstruktur ?


n Krisis metode pengembangan
n Kemampuan tenaga programmer tertinggal
n Sulitnya modifikasi program jika ada kesalahan atau perubahan
n Sulitnya modifikasi kode program karena tidak terstruktur dengan baik



Manfaat Pemrograman Terstruktur


n Dapat menangani program yang  besar dan komplek
n Dapat menghindari konflik internal team
n Membagi kerja team berdasarkan modul-modul program yang sudah dirancang
n kemajuan pengerjaan sistem dapat dimonitor dan dikaji 


 Ciri – ciri Program Terstruktur (Good Program)

n Run correctly (program handal)
n Run efficiently (program menjadi sederhana / tidak rumit)
n  Be easy to read and understand (mudah dibaca dan ditelusuri)
n Be easy to debug (program mudah ditelusuri kesalahannya)
n Be easy to modify (program mudah dimodifikasi)
















Langkah – Langkah Pengembangan Program
bab14















1.  Definisikan masalah (Batasan masalah)
2.  Rancang outline pemecahan masalah (Pengembangan model)
3.  Buat algoritma berdasarkan outline pemecahan masalah
4.  Test algoritma (Perbaikan algoritma)
5.  Coding (Pemrograman dan pengujian program)
6.  Execute (Running)
7.  Dokumentasi dan pemeliharaan




1. Definisi Masalah
n Keluaran (Output)
n Masukan (Input)
n Proses (Proces)

Contoh tabel definisi masalah:
Input
Proces
Output








2. Outline Pemecahan Masalah
(Pengembangan model)

n Buat langkah – langkah proses (modul/proses apa saja yang terjadi pada menu utama dan sub menu)
n Buat rincian/detail Proses (masing-masing submenu akan mengerjakan berapa modul/proses, setiap modul/proses yang terjadi berinteraksi dengan berapa file dan file apa saja )
n Tentukan Variable dan record (dalam setiap proses (modul), baik variabel lokal maupun variabel global)
n Tentukan struktur kontrol (urut, pengulangan, kondisi), berapa bentuk struktur kontrol yang terlibat dalam satu proses, dan jenis strukturnya apa saja dan berapa banyak









Metode Pemrograman Terstruktur


Pemrograman terstruktur memakai metode pengembangan Top-Down. Perancangan program dilakukan secara Modular.
·       Pengembangan Top-Down
Pengembangan yang dimulai dari langkah yang global lebih dahulu, yang kemudian diperluas lagi sehingga didapat langkah rinci
·       Modular
Perancangan program dilakukan dalam bentuk modul-
modul



Teorema Pada Pemrograman Terstruktur

1. Sequence
Tiap instruksi dikerjakan secara berurutan sesuai dengan urutan penulisannya

Contoh :
Perintah A
Perintah B
Perintah C




















2. Selection
Instruksi akan dikerjakan jika kondisi tertentu dipenuhi

Contoh :
Penggunaan IF-THEN-ELSE
Penggunaas CASE

















3.  Repetition
Instruksi dikerjakan berulang – ulang sampai suatu kondisi dicapai.

Contoh :
Penggunaan DO WHILE
Penggunaan REPEAT – UNTIL











n Modular Programming
n  Membuat Modul   :
Membuat Modul      dalam bahasa C++ adalah dengan fungsi.

Fungsi ada 2 macam :
1.          Fungsi yang tidak bernilai
2.          Fungsi yang bernilai

§  Fungsi yang tidak bernilai
Format :
Nama_fungsi([tipe par1,  ….])
{
pernyataan / instruksi;
}

§  Fungsi yang bernilai
Format :
tipe hasil Nama_fungsi([tipe par1,  ….])
{
       pernyataan / instruksi;
}

Cara memanggil modul dari program utama :
void main()
{
Nama_fungsi([par1,  ….])
}
n Contoh :
1.          Fungsi yang tidak bernilai

#include <iostream.h>
// modul membuat garis
void garis()  {
for (i=0; i<49; i++) cout << ‘-‘;
                cout << endl;
}

// modul membuat judul
void judul()  {
                int i;
                cout << “\t\tDAFTAR BUKU”<< endl;  // \t = tabulasi
                garis();
                cout <<”Judul Buku”<<”\t\tPengarang”<< endl;
                garis();
            }
             // program utama (main)
     void main()  {
           judul();   // memanggil modul judul
     }





n Contoh :
2.          Fungsi yang bernilai

Modul menghitung Luas_segitiga
Cara I :
// modul menghitung luas segita
float Luas_sgt(float alas, float tinggi)
{
                return (alas * tinggi / 2);   //pengembalian nilai dgn
  // return
             }
    // program utama (main)
            void main()  {
        float A, T;
        cout <<”Data Alas       : “; cin >> A;
        cout <<”Data Tinggi    : “; cin >> T;
cout <<”Luas segi tiga : “ << Luas_sgt(A,T)<<endl;
    }

·        Keterangan :
-      Variable A dengan alas à 2 variabel yang berbeda
-      Variable T dengan tinggi à 2 variabel yang berbeda
-      Luas_sgt(A,T) cara pemanggilan fungsi, yang akan menghasilkan nilai dari fungsi Luas_sgt

n Contoh :
Fungsi yang bernilai

Modul menghitung Luas_segitiga
Cara II :
// modul menghitung luas segita
Luas_sgt(float &alas, float &tinggi, float &luas)
            {
               luas = alas * tinggi / 2;
             }
    // program utama (main)
           void main()  {
        float alas, tinggi,luas;
        cout <<”Data Alas       : “; cin >> alas;
        cout <<”Data Tinggi    : “; cin >> tinggi;
Luas_sgt(alas, tinggi, luas);
cout <<”Luas segi tiga : “ << luas<<endl;
   }

·        Keterangan :
-      Variable &alas à berisi alamat dari variabel alas
-      Variable &tinggi à  berisi alamat dari variabel tinggi
-      Luas_sgt(alas,tinggi,luas) cara pemanggilan fungsi, yang akan menghasilkan nilai dari variable luas melalui alamat (passing parameter by location)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar